Senin, 02 Oktober 2017

Menapak Tilas Tarian Lori Lolo, di Hewokloang.

“LORI LOLO”
KEMENANGAN di-ATAS DERITA


Penulis  : Roby Kristian
sumber foto, Y. Bastyan Brown


Sekilas Tentang Lori Lolo

Apa itu Lori Lolo ?
Lori Lolo adalah tarian tradisional yang masuk dalam kategori rangkaian tarian perang, yang berasal dari kampung adat Hewokloang, Maumere-Flores. Lori lolo merupakan bentuk dari euvoria kemenangan masyarakat Hewokloang  usai menang dalam pertempuran antar kampung tetangga. Tarian ini dibawakan oleh penari pria maupun wanita dengan mengenakan pakayan kebesaran bercirikan pahlawan dan dilengkapi dengan senjata tajam berupa tombak, panah, parang, dan perisai. Dalam pertunjukan tari ini mereka menari dengan gerakan- gerakan yang menggambarkan jiwa pahlawan dan sosok ksatria yang sedang berlaga di medan pertempuran. Tarian lori lolo jarang dipentaskan dan hanya boleh dipertunjukan pada event-event tertentu saja, seperti pesta budaya dan menjelang 17 Agustus-an.
Berbicara tentang Lori Lolo, tentu tidak terlepas dari asal muasal dan akar kata Lori dan Lolo itu sendiri. Lori artinya            berjalan santai dan lolo sendiri berarti merangkak. Lolo pada dasarnya diidentikan dengan binatang melata, seperti ular, kadal, lipan dan kaki seribu. Akan tetapi, dalam konteks ini Lori Lolo yang dipahami ,merupakan tarian dengan gaya gerak maju mundur yang santai sambil mengayunkan kedua tangan sembari melantunkan syair-syair kegembiraan dan semboyan kahe yang diwakili oleh beberapa clan-marga-rumpun “Lepo pitu” yang secara langsung melibatkan peran tujuh rumpun asal kampung Hewokloang.

Asal muasal Lori Lolo
Belum  diketahui secara jelas semenjak kapan ada tarian ini, tetapi jika dilihat dari latar belakang sejarah perjuangan natar Hewokloang dapat dipastikan bahwa tarian ini berasal dari tanah “Lëga Gëte”, Hewokloang. Merujuk pada bukti sejarah,dan penuturan lisan turun-temurun diceritakan bahwa pada abad 16-17 sering terjadi perang tanding antar kampung tetangga yang dipicu oleh masalah klaim tanah adat, perebutan batas ulayat dan politik licik orang Hewokloang yang berambisi menduduki wilayah yang bukan merupakan miliknya.diceritakan bahwa Sebelum berangakat ke medan perang, para tetuah kampung melakukan upacara dan ritual,  memohon campur tangan dan dukungan alam-leluhur serta warna warni gaib agar terhindar dari bahaya perang, dengan ilmu Kobon(kebal) sehingga selamat dalam pertempuran. dengan melibatkan tujuh rumpun yang ada di kampung ini, para panglima dan prajuritnya dikukuhkan dan diberi ilmu ketangkasan dalam wujud wuä supak ai tali, plupi haput touk tëman (seperangkat batu jimat yang diyakini sebagai ilmu kebal). Ritual ini pun sama dilakukan ketika para ksatria kembali dari medan perang. Ketika mereka pulang dan mulai memasuki gerbang utama kampung, mereka akan disambut dengan tarian Glebak diselingi dengan semboyan Kahe dan diarak menuju ke tengah kampung untuk berpesta pora dan bergembira ria diringi dengan bunyi gong waning dan tari Lori Lolo.

Hewokloang merupakan sebuah kampung adat yang terletatak di bagian wilayah timur kota Maumere, bukit Hewokloang berada persis ditengah antara pantai selatan dan utara. Kampung ini diapiti oleh dua gunung mungil – ladat dan hawuat – persisnya dibawah kaki bukit Weronamang (bukit yang dihuni oleh ribuan ekor kera). Kampung Hewokloang masih sangat kental dengan budaya, dan adat istiadat  terdapat istanah-istanah suku yang berjejer rapih membentang dari selatan ke utara. Ada tujuh rumah suku induk atau yang dikenal dengan Lepo Pitu dan beberapa rumah suku lain yang merupakan anak-pinak dari ketujuh lepo induk ini. 

Next : klikdisini https://www.google.com/adsense/start/images/home/in-control-section-tablet_1x.png

Tidak ada komentar:

Posting Komentar